==================================================
Dalam modul pelatihan Kurikulum 2013, pembeajaran inkuiri dikelompokkan dalam model pembelajaran. Pengertian Model pembelajaran Inkuiri diartikan sebagai proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuaan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan peserta didik berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh karena itu dalam proses perencanaan pembelajaran, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Pembelajaran adalah proses memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
B. Sasaran penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Sasaran utama penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dalam kegiatan mengajar adalah sebagai berikut. 1) Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial emosional.
2) Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran.
3) Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (self-belief) pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Untuk menyusun strategi yang terarah pada sasaran tersebut perlu diperhatikan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa dapat berinkuiri secara maksimal. Joyce mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa. Kondisi tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Aspek sosial di dalam kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi. Hal ini menuntut adanya suasana bebas (permisif) di dalam kelas, di mana setiap siswa tidak merasakan adanya tekanan atau hambatan untuk mengemukakan pendapatnya. Adanya rasa takut, atau rasa rendah diri, atau rasa malu dan sebaginya, baik terhadap teman, siswa, maupun terhadap guru adalah faktor-faktor yang menghambat terciptanya suasana bebas di kelas. Kebebasan berbicara dan penghargaan terhadap pendapat yang berbeda sekalipun pendapat itu tidak relevan, perlu selalu dipelihara dalam batas-batas disiplin yang ada. 2) Inkuiri berfokus pada hipotesis. Siswa perlu menyadari bahwa pada dasarnya semua pengetahuan bersifat tentatif. Tidak ada kebenaran yang bersifat mutlak. Kebenarannya selalu bersifat sementara. Sikap terhadap pengetahuan yang demikian perlu dikembangkan. Dengan demikian, maka penyelesaian hipotesis merupakan fokus strategi inkuiri. Apabila pengetahuan dipandang sebagai hipotesis, maka kegiatan belajar berkisar sekitar pengujian hipotesis dengan pengajuan berbagai informasi yang relevan. Sehubungan adanya berbagai sudut pandang yang berbeda di antara siswa, maka sedapat mungkin dimungkinkan adanya variasi penyelesaian masalah sehingga inkuiri bersifat open ended. Inkuiri bersifat open ended jika ada berbagai kesimpulan yang berbeda dari siswa masing-masing dengan argumen yang benar sebagai hasil proses inkuiri. 3) Penggunaan fakta sebagai evidensi. Di dalam kelas dibicarakan validitas dan reliabiltas tentang fakta sebagaimana dituntut dalam pengujian hipotesis pada umumnya (Gulo, 2004:85).
C. Jenis Model / Pendekatan Pembelajaran Inkuiri
Menurut Sund dan Trowbridge dalam E. Mulyasa (2007:109) ada tiga macam model atau pendekatan pembelajaran inkuiri yaitu :
1) Inkuiri terpimpin (guide inquiry)
Inkuiri terpimpin merupakan pendekatan inkuiri yang menggunakan pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk membimbing siswa. Jadi tugas guru dalam pendekatan ini adalah membimbing dan mengarahkan siswa secara luas serta menyusun perencanaan pembelajaran. Pemberian bimbingan oleh guru disesuaikan dengan tingkat perkembangan pengalaman siswa. Pendekatan ini digunakan terutama bagi siswa yang belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.
2) Inkuiri bebas (free inquiry)
Inkuiri bebas merupakan pendekatan yang inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penelitian sendiri seperti seorang ilmuwan. Pendekatan ini mengharuskan siswa untuk dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai macam persoalan yang hendak diselidiki secara berkelompok.
3) Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry)
Inkuiri bebas yang dimodifikasi merupakan pendekatan inkuiri dimana guru memberikan permasalahan kemudian siswa diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dan prosedur penelitian.
D. Peranan Guru dalam Penarapan Model Pembelajaran Inkuiri
1) Menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
2) Pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui proses pencarian.
3) Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik dalam belajar.
4) Menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk merumuskan kesimpulan.
Untuk menciptakan karakteristik seperti itu, maka peranan guru sangat menentukan. Guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi, sekalipun hal ini sangat diperlukan. Peranan utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah sebagai berikut. 1) Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir.
2) Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa.
3) Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri.
4) Administrator, yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas. 5) Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan.
6) Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
7) Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa.
8) Supaya guru dapat melakukan peranannya secara efektif, maka pengenalan kemampuan siswa sangat diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan sebagainya (Gulo, 2004:86).
E. Tahapan Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan pengembangan keterampilan. Pada hakikatnya, inkuiri ini merupakan suatu proses. Proses ini bermula dari merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan sementara, menguji kesimpulan sementara supaya sampai pada kesimpulan yang pada taraf tertentu diyakini oleh peserta didik yang bersangkutan.
Dengan demikian Langkah-langkah atau Tahapan Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri adalah sebagai berikut
|
Contoh tahap penyajian masalah dalam model Pembelajaran Inkuiri |
1.Tahapan penyajian masalah
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing siswa untuk mengumpulkan informasi.Keterlibatan siswa pada tahap ini adalah(1)memberi respon positif terhadap masalah yang dikemukakan,(2)mengungkapkan ide awal.
|
Siswa merumuskan masalah merupakan tahap verifikasi data dalam Model Pembelajaran Inkuiri |
Guru memberikan pertanyaan pengarah sehingga siswa mampu mengidentifikasi dan merumuskan hipotesis.Keterlibatan siswa pada tahap ini yaitu (1)melakukan pengamatan terhadap masalah yang diberikan, (2)merumuskan masalah, (3)mengidentifikasi masalah, (4)membuat hipotesis,dan (5)merancang eksperimen.
|
Tahap melakukan eksperimen dan pengumpulan data dalam model Pembelajaran Inkuiri |
Pada tahap ini siswa diajak melakukan eksperimen atau mengumpulkan data dari permasalahan yang ada.Peran siswa dalam tahap ini yaitu(1)melakukan eksperimen atau pengumpulan data,dan(2)melakukan kerjasama dalam mengumpulkan data.
|
Tahap merumuskan penjelasan dalam model Pembelajaran Inkuiri |
4.Merumuskan penjelasan
Guru mengajak siswa untuk melakukan analisis dan diskusi terhadap hasil yang diperoleh sehingga siswa mendapatkan konsep dan teori yang benar sesuai konsepsi ilmiah.Keterlibatan siswa dalam tahap ini adalah (1)melakukan diskusi,dan (2)menyimpulkan hasil pengumpulan data.
|
Contoh Tahap Analisis Inkuiri dalam model Pembelajaran Inkuiri |
Guru meminta kepada siswa untuk mencatat informasi yang diperoleh serta diberi kesempatan bertanya tentang apa saja yang berkaitan dengan informasi yang mereka peroleh sebelumnya lalu kemudian guru memberikan latihan soal-soal jika dipelukan.Keterlibatan siswa dalam tahap ini yaitu(1)mencatat informasi yang diperoleh,(2)aktif bertanya,dan(3)mengerjakan latihan soal.
Semua tahap dalam proses inkuiri tersebut di atas merupakan kegiatan belajar dari siswa. Guru berperan untuk mengoptimalkan kegiatan tersebut pada proses belajar sebagai motivator, fasilitator, pengarah. Pada strategi ekspositori murni, semua tahap itu dilakukan sendiri oleh guru. Guru yang merumuskan masalah, guru yang membuktikan hipotesis dan merumuskan kesimpulan. Semua perolehan guru pada setiap tahap diinformasikan kepada peserta didik. Pada inkuiri semua itu dilakukan oleh siswa.
Kemampuan-kemampuan yang dituntut pada setiap tahap dalam proses inkuiri tertuang dalam tabel berikut.
| Kemampuan yang dituntut |
1. Merumuskan masalah | 1. Kesadaran terhadap masalah 2. Melihat pentingnya masalah 3. Merumuskan masalah |
2. Merumuskan jawaban sementara (hipotesis)
| 1. Menguji dan menggolongkan jenis data yang dapat diperoleh 2. Melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis 3. Merumuskan hipotesis |
3. Menguji jawaban tentatif | 1. Merakit peristiwa a. Mengidentifikasikan peristiwa yang dibutuhkan. b. Mengumpulkan data c. Mengevaluasi data 2. Menyusun data a. Mentranslasikan data b. Menginterpretasikan data 3. Analisis data a. Melihat hubungan b. Mencatat persamaan dan perbandingan c. Mengidentifikasikan tren, sekuensi dan keteraturan |
4. Menarik kesimpulan | 1. Mencari pola dan makna hubungan 2. Merumuskan kesimpulan |
5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi | Diharapkan menemukan hal baru yang sejenis |
6. Menulis laporan | 1. Membuat draf 2. Merevisi laporan final |
(Gulo, 2004:95)
Adapun Langkah-Langkah Model pembelajaran Inkuiri yang terdapat dalam modul pelatihan Kurikulum 2013 mata pelajaran PPKN adalah sebagai berikut:
Tahap | Deskripsi |
Tahap 1 | Guru mengondisikan agar peserta didik siap melaksanakan proses pembelajaran, menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai oleh peserta didik, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan, menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dapat dila-kukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peserta didik. |
Tahap 2 Merumuskan masalah | Guru membimbing dan memfasilitasi peserta didik untuk merumuskan dan memahami masalah nyata yang telah disajikan. |
Tahap 3 Merumuskan hipotesis | Guru membimbing peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis dengan cara menyampaikan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. |
Tahap 4 Mengumpulkan data | Guru membimbing peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. |
Tahap 5 Menguji hipotesis | Guru membimbing peserta didik dalam proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban yang diberikan. |
Tahap 6 Merumuskan kesimpulan | Guru membimbing peserta didik dalam proses mendes-kripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebiknya guru mempu menunjukkan pada peserta didik data mana yang relevan. |
| | |
Misalnya ketika seorang guru Bahasa Indonesia akan mengajar teknik pembelajaran menulis laporan hasil pengamatan dengan model pembelajaran inquiri maka kegiatan pembelajarannya harus mengarah pada enam tahapan pembelajaran Insquiri, yaitu (1) merumuskan masalah, (2) merumuskan hipotesis, (3) menguji jawaban, (4) menarik kesimpulan, (5) menerapkan kesimpulan, dan (6) menulis laporan.
Berikut ini contoh langkah-langkah proses belajar yang menggunakan model inkuiri berjalan, tertuang dalam bentuk langkah-langkah seperti tabel berikut.
Tahap Kegiatan | Materi | Kegiatan |
Pendahuluan | Menulis laporan | Artikulasi masalah |
Merumuskan masalah | Membahas objek yang diamati | Merumuskan masalah Hasil pengamatan |
Perumusan hipotesis | 1. Hipotesis (1) 2. Hipotesis (2) 3. Hipotesis (3) | 1. Mencari data 2. Mengklasifikasikan data 3. Mencatat hipotesis |
Menguji jawaban | Menuliskan laporan hasil pengamtan
| 2. Mencatat data 3. Mencatat hubungan antar data |
Penarikan kesimpulan | 1. Kesimpulan (1) 2. Kesimpulan (2) 3. Kesimpulan (3) | Membuat generalisasi |
Menulis laporan | Laporan hasil pengamatan | Menuliskan laporan hasil pengamatan |
Pada contoh di atas, kesimpulan merupakan integrasi dari ketiga kesimpulan sementara dari masing-masing unit. Setelah menyimpulkan laporan hasil pengamatan barulah ditarik kesimpulan umum yang berlaku bagi seluruh laporan hasil pengamatan (Gulo,2004:96).
Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2009: 202-205), langkah penerapan model atau Penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:
1. Orientasi
Orientasi merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif dimana guru mengkondisikan siswa supaya siap untuk melaksanakan proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi yaitu menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa; menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan (dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuannya); serta menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar untuk memberikan motivasi kepada siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah sebagai langkah untuk membawa siswa pada suatu permasalahan yang mengandung teka-teki. Permasalahan yang diberikan harus menantang siswa untuk berpikir memecahkannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah yaitu masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa untuk menumbuhkan motivasinya dalam belajar, masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti serta konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
3. Mengajukan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu persoalan yang dikaji sehingga kebenarannya perlu diuji. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan hipotesis (menebak) pada siswa yaitu dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu persoalan yang dikaji. Kemampuan berpikir logis akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data merupakan kegiatan menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan pengumpulan data adalah proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual karena membutuhkan motivasi yang kuat, ketekunan serta kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Maka dari itu, tugas guru dalam tahap ini yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang diperlukan.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis merupakan proses untuk menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan adalah hal terpenting dalam menguji hipotesis.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan merupakan proses mendekripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Langkah perumusan kesimpulan ini adalah langkah terakhir dalam penerapan pendekatan inkuiri di dalam pembelajaran.
Sedangkan menurut Gulo (2004:98) Tahapan kegiatan belajar mengajar model inkuiri disusun sebagai berikut. · Menghadapi stimulus ( terencana atau tidak terencana)
· Menjajaki reaksi terhadap situasi yang merangsang
· Merumuskan tugas yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas (merumuskan masalah, tugas kelas, peranan, dan sebagainya)
· Belajar menyelesaikan masalah secara indenpenden atau kelompok
· Menganalisis proses dan kemajuan kegiatan belajar
· Evaluasi dan tindak lanjut
Strategi belajar mengajar inkuiri di atas mengantarkan siswa pada tujuan intruksional tingkat tinggi, dapat juga memberi tujuan iringan (nutrunant effect) sebagai berikut. · Keterampilan memproses secara ilmiah (mengamati, mengumpulkan dan mengorganisasikan data, mengidentifikasikan variabel, merumuskan, dan menguji hipotesis, serta mengambil kesimpulan)
· Pengembangan daya kreatif
· Belajar secara mandiri
· Memahami hal-hal yang mendua
· Sikap terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara tentatif (Gulo, 2004:101).
Keberhasilan proses inkuiri seperti telah dipaparkan di atas, sangat tergantung pada tahap pendahuluan. Permasalahan yang diketengahkan pada tahap awal ini harus mampu dipertanyakan oleh siswa. Tujuan umum strategi inkuiri bukan pada terselesaikannya masalah itu sendiri, tetapi seperti yang dikemukakan oleh Joice – Weil ialah to help the students develope the intellectual discipline and skills necessary to raise question and search out answers stemming from their curiousity. Oleh karena itu, keberhasilan strategi ini amat tergantung pada bahan yang dikemukakan sebagi stimulus pada tahap ini. Tahap pendahuluan ini disebut juga tahap apresepsi atau advanced organizer. Disebut demikian oleh karena materi yang disajikan harus terkait dengan apa yang telah diketahui siswa sebelumnya. Ketidakterkaitan materi dengan apa yang telah diperoleh siswa. Selain itu, bahan pelajaran bukan saja tidak asing, tetapi merangsang keingintahuan dari siswa. Untuk maksud tersebut, maka bahan sajian merupakan gambaran menyeluruh tetapi singkat terhadap apa yang akan ditemukan dalam pelajaran yang akan disajikan selanjutnya (Gulo, 2004:97).
F. Skenario Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Inkuiri Pada penerapan Model Pembelajaran Inkuiri, kegiatan belajar mengajar diawali dengan menghadapkan siswa pada masalah yang merangsang. Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan presentasi verbal atau pengalaman nyata, atau bisa dirancang sendiri oleh guru. Jika siswa menunjukkan reaksinya maka guru berusaha menarik perhatian mereka terhadap hal yang berbeda-beda (sudut pandang, cara penerimaan mereka). Jika siswa sudah menunjukkan perhatian dan minatnya dengan cara yang dinyatakan oleh reaksi mereka yang berbeda-beda, guru mengarahkan mereka untuk merumuskan dan menyusun masalah.
Munculnya reaksi mereka sangat tergantung pada bahan stimulasi yang dipresentasikan oleh guru. Bahan tersebut sebagai pendahuluan dari bahan pengajaran harus terkait dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Bahan ini disebut advanced organize.
Selanjutnya, siswa diarahkan pada usaha supaya mereka mampu menganalisis, mengorganisasikan kelompok mereka, bekerja, dan melaporkan hasilnya. Akhirnya, siswa mengevaluasi sendiri penyelesaiannya dalam hubungannya dengan tujuan semula. Lingkaran ini berulang dengan sendirinya, walaupun dalam situasi lain atau dalam menghadapi masalah baru di luar penyelidikan mereka (Gulo, 2004:98). G. Prinsip Pembelajaran dengan Model / Pendekatan Inkuiri
Prinsip merupakan sesuatu yang sangat mendasar yang dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan sesuatu supaya tidak mengalami hambatan. Oleh karena itu, apabila pendekatan inkuiri akan diterapkan dalam proses pembelajaran harus mengacu pada prinsip-prinsip (Wina Sanjaya, 2009:199-201) :
1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Pendekatan inkuiri mempunyai tujuan utama yaitu mengembangkan kemampuan berpikir. Oleh karena itu, pendekatan inkuiri berorientasi pada proses dan hasil belajar yang merupakan bagian dari pengembangan kemampuan berpikirnya. Keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, melainkan sejauh mana siswa beraktivitas untuk mencari dan menemukan sesuatu.
2) Prinsip Interaksi
Pada proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ada proses interaksi antar siswa, interaksi siswa dengan guru maupun interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi mengandung pengertian bahwa penempatan guru bukan sebagai sumber belajar melainkan sebagai pengatur interaksi itu sendiri atau pengatur lingkungan. Guru harus mengarahkan supaya siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi tersebut.
3) Prinsip Bertanya
Prinsip bertanya sangat penting dalam menerapkan pendekatan inkuiri ketika pembelajaran berlangsung. Kemampuan bertanya ini harus dimiliki oleh guru karena setiap pertanyaan yang diberikan guru akan merangsang jawaban dari dalam diri siswa sebagai wujud proses berpikir siswa. Berbagai kemampuan bertanya harus dikuasai oleh guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan atau bertanya untuk menguji.
Menurut W. Gulo (2004:103) prinsip bertanya ada dua macam yaitu prinsip bertanya dasar dan prinsip bertanya lanjut. Prinsip bertanya dasar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dasar yang terdiri dari pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension) dan aplikasi. Sedangkan prinsip bertanya lanjut bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif-inovatif yang meliputi analisis, sintesis dan evaluasi.
4) Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar merupakan proses berpikir (learning how to think) yaitu proses mengembangkan kemampuan seluruh otak (otak kanan dan otak kiri). Jadi belajar yang baik harus memperhatikan keseimbangan kemampuan berpikir otak kanan dan otak kiri.
5) Prinsip Keterbukaan
Belajar sebagai proses untuk mencoba segala kemungkinan. Maka dari itu, siswa perlu diberi kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan penalarannya. Pembelajaran akan bermakna apabila menyediakan kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya dan dalam hal ini guru harus menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis serta membuktikan kebenarannya secara terbuka. Referensi
Gulo, W. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sumantri, Mulyani dan Johan Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Widja, I Gede. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi serta Model-Model Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
0 Response to "MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI"
Post a Comment